CERMIS
Terowongan Tapos, Riwayatmu Kini….
Mulut terowongan dilihat dari arah Selatan.
Perhatikan kemacetan lalu-lintas di jalan tol Jagorawi yang berada di
atas terowongan (diambil pada hari Kamis, jam 17.00)
Seingat saya, pada awal-awalnya jalur Leuwinanggung hanya beraspal di dekat perumahan perwira tinggi TNI, kira-kira sepanjang satu kilometer (mulai belokan dari jalur Trans Yogi). Setelah jalur beraspal berakhir, jalur jalan hanya menyisakan aspal selebar satu meter di tengah-tengah lebar jalan yang totalnya mencapai sekitar lima meter. Di tepi-kanan-kiri jalur aspal, merupakan jalur berbatu-batu yang membuat kecepatan motor saya tidak dapat dipacu dengan kencang. Kondisi aspal tersebut tidak beraturan, mungkin sisa pengaspalan pada jaman dulu. Baru kemudian sejak tahun 2000-an mulailah dilakukan pengaspalan dengan aspal curah (hotmix).
Saya mengingat, pada saat saya melewati jalur tersebut, situasinya sangat sepi. Hanya satu-dua kendaraan motor yang melintasinya. Pada saat hendak memasuki terowongan Tapos, saya bisa langsung masuk ke dalamnya tanpa ragu-ragu akan berpapasan dengan kendaraan lain dari arah berlawanan terutama kendaraan roda empat. (terowongan Tapos memang hanya cukup dilalui oleh satu kendaraan roda empat, sehingga untuk melaluinya harus dilakukan secara bergantian).
Seiring dengan perjalanan waktu dan pergantian jaman, bertumbuhanlah beberapa kompleks perumahan mewah yang pintu utamanya menghadap ke arah jalur Leuwinanggung, sehingga otomatis membuat peningkatan drastic lalu-lalang kendaraan roda empat, terutama mobil-mobil mewah.
Kondisi saat ini, situasinya berubah 180 derajat. Jalur Leuwinanggung menjadi sangat ramai oleh deru kendaraan bermotor roda dua dan roda empat yang dinaiki oleh para karyawan pekerja yang berdomisili di sekitar Cibinong, ketika hendak pergi ke arah Cibubur atau Bekasi atau ke Jakarta. Keramaian ini akhirnya berdampak pada perlunya pengaturan giliran untuk keluar-masuk terowongan Tapos.
Tampak kesibukan pekerja proyek penambahan
jalur tol yang sedang meratakan tanah. Lokasi: Bagian atas mulut
terowongan, di sisi kanan.
Dulu, terowongan ini terkenal dengan cerita seramnya. Khususnya setelah era Reformasi, ketika situasinya masih sepi. Konon banyak pengendara motor yang dirampas kendaraannya ketika melewati terowongan ini. Hal ini tidak aneh, sebab saya melihat bahwa selepas keluar dari terowongan maka akan tampak lahan-lahan kosong yang dipenuhi pepohonan karet. Sedangkan disamping jalur menuju ke jalan Tapos terdapat hamparan padang golf bernama ‘Emeralda’. Terdapat jalur sepi memanjang sepanjang lebih kurang 700 an meter, setelah keluar dari terowongan Tapos, sebelum bermuara ke jalan pintu keluar tol Cimanggis. Saat sekarang, kesan seram itu telah berkurang, karena kegelapan akibat banyaknya pepohonan, telah berkurang akibat dari penebangan sebagian besar pohon Karet, setelah mulainya era Reformasi. Selain itu lalu-lintas di jalan tersebutjuga telah ramai.
Membuka jalur baru. Lokasi: Sebelah kiri mulut terowongan.
Salah satu pohon berusia tua yang sedang
dipangkas dahannya. Mungkin dalam waktu tidak lama akan mengalami nasib
sama dengan pepohonan lainnya yang telah ditebang.
Komentar
Posting Komentar